ehon / nebula / think

hidup sebagai pantai

let the sand heals me, let the wave wraps me…

Jika pantai adalah akhir dari perjalanan hidup, maka kita, para manusia, adalah gelombang yang tak bisa berhenti menuju ke sana. Kita tidak bisa menahan diri untuk tidak mencapai tepian itu. Dalam perjalanan, kadang kita memuncak ke atas, dan kemudian kita pun jatuh ke dasar. Kadang kita kita meluncur cepat, tapi tanpa diduga tiba-tiba kita hancur menabrak karang. Kita bisa lahir dari samudera luas, bisa juga berawal dari selat terbatas. Sekali waktu kita terbakar sengat matahari tanpa penapis, di lain waktu kita membeku oleh malam hitam berbadai salju. Suatu saat kita berkemilau indah di laut tenang penuh camar melayang, di saat yang lain kita hancur terbanting laut badai penuh hailintar menyambar. Jika pantai adalah akhir dari perjalanan hidup, maka kita, para manusia, adalah gelombang yang tak bisa berhenti menuju ke sana.

Apa yang bisa kuhitung, dari demikian banyak batu tanpa penanda, dari pancang-pancang di tepian yang tenggelam, dari tiang perahu yang rengkah oleh kelapukan, dari lambung perahu yang berlobang oleh hantaman gelombang? Adalah sejarah kepahitan dan kegetiran dan kepekatan. Tapi itu tentu saja tak bisa dihilangkan, sebagaimana kita tak bisa membanting pintu pada kusen yang rapuh. Tapi awan yang berputar di atas kepak sayap elang, adalah bunga yang menghambur pada sayatan cahaya matahari tanpa pesona. Luka dan menjadi tanda tanya yang membungkuk dan tak bisa menjawab semuanya.

Kau pernah dengar, tentang pantai dengan pasir warna pink, warna hijau, warna aurora, atau yang seputih kapas? Aku hanya ingin bertanya, pada pantai macam apa kelak kita berlabuh?

Leave a comment