kamus bahasa bawean

KAMUS BAHASA BAWEAN-KUMALASA KLASIK MODERN (INDONESIAN-ENGLISH TRANSLATION)

Kata Pengantar

(Untuk membaca versi lengkap dari kamus ini, silakan kunjungi link berikut: Kamus Bahasa Bawean Paling Lengkap)

Di sini anda akan menemukan kosa kata Bahasa Bawean-Kumalasa baik yang klasik maupun yang modern.
Mengapa saya menggunakan istilah Bahasa Bawean-Kumalasa untuk menyebut kamus ini? Tidakkah Bahasa Bawean hanya ada satu jenis saja? Jawabannya, karena Bahasa Bawean sendiri memiliki keragaman yang menakjubkan dengan segala keterbatasan kosa kata yang dimilikinya. Pulau Bawean terdiri dari banyak desa (untuk sementara waktu saya tidak bisa menyebut berapa tepatnya) dan dusun. Walaupun pulau ini kecil saja, tapi tiap desa dan dusun meiliki Bahasa Baweannya sendiri-sendiri dengan serangkaian kosa kata yang hanya dimiliki oleh daerah tersebut, perbedaan dialek serta aksen─namun masih dalam rumpun Bahasa Bawean, sehingga meski berbeda, seorang dari desa paling jauh e temor pulau akan bisa memahami seorang dari desa paling jauh di sudut barat daya pulau, dengan sedikit kesulitan tentunya. Dengan latar belakang kumalasa yang saya miliki dan keterbatasan penguasaan Bahasa Bawean di luar desa tersebut─ditambah lagi kenyataan bahwa saya seorang Haparo (secara harfiah haparo berarti separuh, term ini saya gunakan untuk menunjukkan seseorang telah tercampur darahnya. Ibu saya sorang Bawean yang berkakek orang Jawa, sedangkan saya sendiri berayah Jawa), saya memiliki, menguasai dan mencintai bahasa yang telah tua ini. Dan dengan bekal pengetahuan itulah saya menyusun Kamus Bahasa Bawean-Kumalasa Klasik Modern ini.

Klasik modern dalam term ini tidak merujuk pada suatu makna bahwa suatu keklasikan telah dimodernkan, atau klasik yang modern, bukan, tapi merujuk pada makna penjelas bahwa kata-kata yang terkumpul dalam Kamus Bahasa Bawean-Kumalasa Klasik Modern ini adalah kata-kata yang klasik dan modern dari Bahasa Bawean-Kumalasa. Klasik di sini merujuk pada suatu keadaan kebahasaan (language history) yang terjadi di Kumalasa. Seiring berjalannya waktu, dari kala pertama kaki manusia pertama menginjakkan kakinya di tanah subur Kumalasa (dan sampai hari ini tidak diketahui siapakah orang tersebut, bahkan tidak tercantum dalam dongeng-dongeng lama) sampai pada hari yang melelahkan ini, terdapat hatompok (setumpuk) kata yang telah hilang dari percakapan manusia, raib tak terlacak. Sebagian lagi, ada yang mulai aneh terdengar di telinga karena semakin jarang dipakai. Kata-kata itu menjadi asing, seakan suatu kata yang menyusup dari kegelapan masa lalu dengan membawa kenangan tak bertuan (dan sebagian besar lainnya, masih bertahan dalam percakapan sehari-hari yang lancar, bahasa yang masih hidup dan bisa kita temui dalam kehidupan Kumalsa hari ini). Kosa kata yang telah asing itulah yang dikategorikan sebagai kosa kata klasik dalam kamus ini (sebagai contoh, kata senthong, compok, monthos, dll). Sedangkan modern, tidaklah sekedar mengacu pada kelompok kata yang benar-benar baru, up to date dalam kosa kata Bahasa Bawean-Kumalsa, tapi lebih luas lagi, modern di sini digunakan untuk menunjukkan pada kosa kata yang masih dipakai, masih beredar dalam percakapan Oreng Komalsa yang lincah tapi tidak merepet (sebagai contoh, kata sobung, sakek, ka tasek, tak nemor, dll). Untuk membedakan antara kata yang klasik dan modern dalam kamus ini, kata klasik di tulis dengan cetak miring.
Dengan cara pendekatan seperti ini, maka saya tidak bisa menghindar dari tuntutan untuk melakukan periodeisasi kebahasaan, karena dengan demikian, klasik dan modern dalam Bahasa Bawean-Kumalasa ini akan memiliki pembatas yang setidaknya lebih jelas─dengan masih menyisakan kesamaran di sana-sini. Dan untuk keperluan periodeisasi itu sendiri, saya menggunakan metode scientific-mythology─suatu metode ilmiah yang sebenarnya digunakan dalam menyusun teori dan ilmu evolusi yang popular itu, sebuah ilmu berdasar dugaan yang kuat. Mengapa menggunakan metode ini? Karena terlalu sedikitnya sumber autentik yang saya miliki untuk menyusun kamus ini, juga ketiadaan angka tahun yang tepat untuk menunjukkan peristiwa kebahasaan tertentu.(seperti yang terjadi pada ungkapan kopok-kopok, sebuah kata yang sempat popular digunakan untuk meledek tapi kemudian menghilang. Sejauh ingatan saya, kata itu dipergunakan dengan ramai saat Epung (alm) masih hidup, saat saya masih MI atau MTs, dan kemudian kata itu menghilang.) Namun demikian, bisa saya pastikan keilmiahan dan kevalidan kamus ini. Dan jikapun anda menggunakan kamus ini di lingkungan Kumalasa─bahkan Bawean, anda dijamin tidak akan tertipu oleh oreng lodok sekalipun.

Melihat dari sejarahnya yang panjang dan gelap di belakang, periodeisasi Bahasa Bawean-Kumalsa saya golongkan ke dalam tiga periode. Yaitu, Periode Tak Ekaeding (Periode Tak Terdengar, The Unknown Period), Periode Selambok (Periode Lama, The Ancient Period) dan Periode Modern (the modern period). Periode Tak Ekaeding merupakan masa-masa yang gelap, tak terdengar tak terbayang sejarahnya, tanpa bekas yang bisa dilacak dari sejarah Kumalasa. Periode ini tidak meninggalkan totoraan (mark, tanda) untuk dapat menuntun pada suatu pemahaman atasnya. Periode ini telah sangat lama hilang dan kita hanya bisa menemuinya dalam bayangan-bayangan kita yang paling dalam, paling misterius, paling tak teraba, tak katon (invisible), hanya kelebat-kelebat kenangan yang dilupakan dan hampir tak bisa dipercaya pernah ada. Periode ini tidak memiliki catatan waktu, karena memang saat itu belum ada waktu di Kumalasa dan Pulau Bawean pada umumnya. Periode ini begitu tersembunyi karena sama sekali tidak ada artefak yang tertinggal darinya.
Periode Selambok merupakan periode yang terrekam dari akhir decade ‘80an ke belakang. Mundur jauh ke suatu masa yang tak terkenali dan tak tercatat dalam kalender manapun, yang batas-batasnya dengan akhir Periode Tak Ekaeding sangat rapuh dan samar. Namun demikian, masih ada potongan-potongan peristiwa dalam periode ini yang masih terekam─walau samar─dalam benak Orang Kumalasa, beredar dari cerita mulut ke mulut, seperti legenda (di antaranya, kita bisa menunjuk kisah Jujuk Campa, Potre, Kayu Cabe masjid Jami’ Kumalasa, atau yang lebih jelas, kisah Jepang di Kumalasa, Masa Laep (masa paceklik) pada era ‘70an, dll.) Dalam kenangan itulah, kita temukan bahwa ada serangkaian kata-kata yang pada masa itu pernah ada dan umum dipakai namun sekarang sudah tidak lagi, sudah mulai menjadi asing di lidah sendiri (inilah perbendaharaan kata-kata klasik kita!).
Sedangkan Periode Modern, adalah periode yang terbentang dari decade ‘90an terus ke depan, membentang ke masa depan yang jauh di sana, sama misteriusnya dengan Periode Tak Ekaeding. Sebenarnya, bahasa yang kita temui dalam periode ini adalah bahasa yang sudah sangat tua dan masih bertahan hidup. Bahasa modern ini adalah bahasa yang dipakai di Periode Tak Ekaeding, berhasil melewati Periode Selambok, dan terus dipakai sampai sekarang berdampingan dengan serangkaian kosa kata serapan baru. Sangat mengherankan bagiku bagaimana Oreng Komalasa tidak merasa takjub akan hal ini, luput menyadari betapa sangat tua bahasa yang dipakainya sendiri.

Dalam penyusunan kamus ini, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya pada Allah SWT. Yang telah memberi kesehatan dan kekuatan dan kekayaan cultural yang tak terhingga ini. Namun demikian, tiada persaudaraan yang lebih mulya selain persaudaraan Islam yang mengikis tiap perbedaan cultural manusia. Dan shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah menyatukan manusia dalam risalah yang diembannya. Bagaimana mungkin seorang Bawean akan dipisah dari Islam?
Berikutnya, sahabat saya, seorang padongdong dari Kumalasa yang telah melintasi banyak daratan di bawah bayang matahari atau cermin rembulan, Ahmad Hadiyanto putra Musbakir, orang yang memiliki begitu banyak kosa kata klasik, yang pada suatu pagi kelabu di sumur mushola meneriakkan kata monthos dan sontak kata itu melecutku untuk menyusun kamus ini. Suatu hari nanti, saya ingin sekali lagi ngebut mengejar angin di atas motor bersama pengembara ini. Kedua, terimakasih sebesar-besarnya juga saya ucapkan buat sahabatku Mahrus putra Jawari, seorang periang yang menyakini dirinya sebagai seorang Nyelak (nyelak secara harfiah berarti bersih, kata ini saya gunakan untuk menunjuk seseorang yang masih murni berdarah Bawean), dia yang menganggap masalah tak lebih dari sekedar mamaenan, yang telah berkorban banyak untuk menyumbangkan kata-kata klasik yang kubutuhkan. Bantuan dan keseriusannya sangat luar biasa, sehingga membuatku yakin bahwa yang sedang kulakukan buakanlah sesuatu yang percuma. Jika nanti saya dapat Nobel, akan kusebut namanya di depan orang-orang hebat dalam malam penganugerahannya. Berikutnya, terimakasih banyak buat biyong ku, bundaku tercinta Mawiyah putri Ridawi yang juga dikenal sebagai Daffari atau juga di panggil Dhobi (alm.), serang kiyai putra kiyai, Ismail (alm.) yang namanya dikenal sampai ke tanah Tambak. Semoga engkau senantiasa dalam kasih sayang Allah SWT. buat ayah dan ramaku, saudara-saudaraku, hapopo bon dupopo semua, seluruh famili, terimakasih untuk semuanya.

Terakhir, saya sadari ada banyak sekali kekurangan dalam kamus ini, dan karena itulah, dengan penuh rendah hati saya mohon masukannya dari Oreng-Oreng Komalasa, baik para Nyelak maupun para Haparo. Sudilah kiranya untuk menyumbang kosa kata baik yang klasik maupun yang modern. Begitu pula kritikannya, sekiranya ada kata yang salah pakai atau salah terjemah, senantiasa kami tunggu. Namun demikian, jika boleh meminta, sampaikanlah kritik toghellan dengan cara yang lembut, karena saya─terkadang─mudah kecewa.

Penyusun:
Catur Amrullah putra Asmui
Tuban, 09-02-2009

Catatan Tambahan
1. Apa yang membedakan bahasa Bawean-Kumalasa dengan bahasa dari luar Kumalasa? Setidaknya ada bagian pembeda yang sangat mencolok. Dalam Bahasa Kumalasa, sound h yang mengawali tiap kata diubah menjadi sound s dalam bahasa lain. Sebagai contoh: hapolo: sapolo (sepuluh), hemboorik: semboorik (kemarin,) haapa: saapa (berapa). Namun demikian, bukan berarti tidak terdapat kata berawalan s dalam Bahasa Bawean-Kumalasa, seperti: sapa (siapa/menyapa), sasangak (sembilan,) sape (sapi,) dll.
2. Penulisan dua huruf vocal bergandeng dalam satu kata dibaca terpisah, tidak dibaca panjang─berbeda dengan kaedah umum, yang biasanya dibaca panjang. Contoh: haapa, tidak dibaca: /hảpa/ (ha panjang), melainkan dibaca terpisah: /ha apa/.
3. dalam Bahasa Bawean pada umumnya, akan anda temukan ada begitu banyak kata yang datang dari luar daerah (dhoor: dahar (Jawa), abok: awak (Jawa), paddhong: padang (Jawa), bush: bush (English), merrung: maroon (English), ngenom: minum (Melayu), tanah: tanah (Melayu), dll). Ini mengindikasikan bahwa jauh dulu kala di masa-masa yang seperti mimpi, telah berdatangan manusia-manusia dari berbagai suku bangsa ke pulau ini. Bahkan, bahasa bawean sendiri sangat dekat dengan Bahasa Madura─dengan segala perbedaannya tentunya.
4. Saya menggunakan penanda berikut ini untuk menunjukkan jenis kata: kata benda (n), kata kerja (v), kata sifat (adj), kata keterangan (adv). Tanda [] menunjukkan contoh penggunaan suatu kata dalam kalimat.
5. kosa kata klasik ditulis dengan cetak miring.
6. kamus ini juga menyediakan terjemah Bahasa Inggris─sejauh yang bisa ditemukan, ditulis dalam kurung (()).

Kamus Bahasa Bawean-Kumalasa Klasik Modern
(Indonesian-English Translation)

Angghuy (v): pakai, kenakan, (wear). Ngangghuy: memakai, mengenakan, (to wear). Angghuyan: pakaian, baju, (clothe).
Andik (v): punya, memiliki, (own, have). Andikna: kepunyaan, miliknya, [Pereng andikna Aknang: piring miliknya Aknang, (Aknang’s plate)]
Senthong(an) (n): kamar, (chamber). Senthong: bagian dari pohon kelapa yang berbentuk seperti kapal, berwarna gelap, tempat buah kelapa, biasa digunakan anak-anak di Periode Selambok dan awal Periode Modern bermain prosotan.
Borung (n): gubug, (?). Bangunan kayu sederhana di ladang sebagai tempat istirahat dan menjaga ladang dari serangan monyet dan celeng. Pada Periode Selambok borung sekaligus berfungsi sebagai rumah, karena mayoritas orang Kumalasa tinggal di tanah Pertaniannya di Aram-aram. Kata borung sendiri hampir menjadi bagian dari kata klasik karena mulai jarang dipakai, seiring dengan berkurangnya jumlah petani hutan.
Totoraan (n): tanda, jejak, (mark). Norae: menandai (to mark). Torae: tandailah!
Adongdong (v): berkeliaran, (to wander with negative sense). Padongdong: orang yang suka berkeliaran (wanderer). Kata ini biasa digunakan para orang tua pada Periode Selambok dan awal-awal Periode Modern untuk memarahi anaknya yang sering lupa rumah jika bermain di luar.
Alas Tua (n): Hutan Lama, (The Old Forest). Nama hutan yang dahulu, pada masa Selambok dan Tak Ekaeding merupakan tempat tinggal Oreng Komalasa, hidup di belantara bersama anjing piaraan. Masa itu telah sangat lama berlalu. Kabarnya, di Tanah Merah masih ada sebuah keluarga yang masih bertahan hidup dengan cara kuno ini.
Sambi (v): ucapan mempersilahkan tamu untuk menyantap suguhan yang dihidangkan (bukan yang disembunyikan dalam lemari tua tuan rumah), melakukan sesuatu yang bukan tujuan utamanya, (?). Ekasambi: lihat: sambi. Nyambi: lihat sambi, perintah untuk melakukan suatu kegiatan sampingan.
Nyambik/hambik (adv): sampai, (till, untill), [nante hambik lagghu: tunggu sampai pagi, (wait until morning, please)].
Hakejhik (adv): sebentar, (not in long time). [nante hakejhik: tunggu sebentar (wait a moment)]
Dokdung (adj): bodoh, gonlok, tolol, idiot, (stupid, dumb, idiot). Ejekan ini masih digunakan oleh segelintir orang yang sudah sangat lanjut usianya.
Tatorjek (adv): keadaan yang dialami seseorang yang sedang turun{missal, dari tangga} dan mengira jaraknya lebih tinggi dari sebenarnya, mengakibatkan sakit di perut karena kesalahan gerak saat menapak lantai, (?).
Bolat (adv): kuwalat, terkena kutukan, laknat (cursed).
Labhos (adv): tembus, ungkapan mencapai suatu jarak yang amat jauh, (?). [epalang labhos ka langek petto: dilempar tembus kelangit tujuh, (thrown to the 7th sky)]
Compok (n): kediaman seorang kyai, kata compok tidak digunakan untuk menyebut rumah selain rumah kyai aau orang terhormat lainnya.

54 thoughts on “KAMUS BAHASA BAWEAN-KUMALASA KLASIK MODERN (INDONESIAN-ENGLISH TRANSLATION)

  1. saya sangat apresiatif sekali dengan karya Ibu. semuga ini menjadi khazanah bagi kemajuan Bawean kedepan khususnya dalam bidang kebahasaan sebab yang namanya budaya bahasa perlu kita jaga dan lestarikan…

  2. I shock to look at u, but some times i fell if there is no u, this world will be hidden. u are the most smart students in our class.

  3. Saya pernah ke kumalasa. Dan saya ingin belajar bahasa kumalasa. Mohon nomor hp anda agar saya bisa berkomunikasi lebih lanjut dengan anda. Terimakasih. Nomor hp saya 0856 6990 7557.

  4. ngocak apa bekna…
    esare emmakna hadi, pamanggong2na elang.

    gilagghik la epamasok ka koran bebian ada pencuri mencuri kampek-kampekna jhikok.
    dikarnakan dhorirat dalihnya…!

    andik face book tur.

    • benarkah? wah menyenangkan sekali. saya sangat berharap bisa menyempatkan waktu untuk bersama sampean aajhor bahasa bawean. saya juga orang bawean rantau, tapi tidak samapai ke luar negeri. menyenangkan sekali mendapat komen dari saudara di seberang negeri.
      teruimakasih.

    • wahahahahaha terimakasih toghellan. perakna ate bodo oreng bhebien se a comment. yuhuuuuuuuuuuuuuuuu rassana terro ngalonca’a dori nyior!!! wahahaha

  5. mas, kok gak ada kosa kata baru? dah lama yang ini. salam buat orang kumalasa, kapan novel kumalasanya terbit? aku minta gratis satu yah, hehehehe

  6. menarik sekali. saya pengen banget belajar bahasa bawean tapi nggak ada literatur yang bisa saya dapatkan. dimana saya bisa dapat KAMUS BAHASA BAWEAN mas ? dimana saya bisa beli atau gimana caranya saya bisa mendapatkannya ? atau mungkin mas bisa ngajarin saya ?

    • hahahahha, terimakasih saudara atas atensinya. ngomong2, panjenengan orang mana? bawean tha? yap, kita bisa belajar bareng. insya saya akan segera mengupdate data baru kosa kata salam kamus ini. salam angak ho!

      • saya bukan orang bawean mas, tp masih di sekitar jawa timur jg… critanya saya mau jd orang bawean neh.. (Insya Allah) makanya saya pengen bgt belajar basa bawean, masalahnya saya cari kamus basa bawean di toko2 buku gak prnh dapet neh..
        ditunggu mas updatenya….. thx….

  7. saya
    pengen banget
    belajar bahasa
    bawean tapi nggak
    ada pegangan yang
    bisa saya dapatkan.
    dimana saya bisa
    dapat KAMUS
    BAHASA BAWEAN? dimana saya
    bisa beli atau gimana
    caranya saya bisa
    mendapatkannya ?
    atau mungkin mas
    bisa ngajarin saya ?
    Tlg ya mas. . . . .
    😥

  8. dimana saya bisa
    dapat KAMUS
    BAHASA BAWEAN? dimana saya
    bisa beli atau gimana
    caranya saya bisa
    mendapatkannya ?
    atau mungkin mas
    bisa ngajarin saya ?
    Tlg ya mas. . . . .
    😥

  9. wah…salut ma penyusun kamus ini you’re smart guy,…bahasa bawean kuno harus di gali lagi supaya tidak hilang. saya dari desa lebak yg sekarang lg berpindah2 tempat alias merantau, dulu di desa saya banyak bahasa2 bawean yg skarang jarang di gunakan seperti ekowa (katanya). ada lagi cara pengucapan yng tidak mengenal T ( huruf T di samarkan seperti orang bali) penteng (baca: pentneng) = palu , aota ( aotnah)= membual dst…..

  10. perakna ate mon saumpama bede ongghu kamus bahasa bawean e toko buku2….
    bule oreng bhebien (sangkapora) asli..
    ngarep aken sangat bede kamusna bahasa bhebien mak olle oreng2 bisa ngabhidheeken antarana bhesa bhebien kalaben bhesa maddhure….
    salam angak ho….

  11. @izzi: wow! msya Allah! bunga na ate maca komenna panjenengan toghellan!!! bule terro ongghu nyare klata2 kuno, tape semmo sosah. bule bodo e jobo mengken. kalau ada ksmptan, qt bisa slg mengisi untuk menyusun kamus bahasa hebat kita ini!!! a are rajo e nape pnjenengan taon kene? tak mole?
    @nunung: angak ho!!! its been years i dont hear this salutation!!! konganng na ate olle salam angakho! di jawa, jg daerah2 lainnya di muka bumi, org selalu menyamakan kita dg suku madura, tntu tidak bisa disamakan begitu saja dari segi budaya. ayo a angkok-angkok bilis a ghoboy kamus bahasa bawean!!! (aku mudik tahun ini lho, hehehehe. yuhuuuuuuuuuuuuuuuuu)

  12. Salam Mas,

    teman saya lagi nyari buku kamus bahasa bawean, bisa minta info kira2 bisa di dapat dimana y mas? soalnya kita udah nyari kemana-mana tapi gak ketemu… trims sebelumnya 🙂

  13. @Rosali: makasih sobat, tapi kayaknya akan masih sangat lama lgi karena belum ada rencana untuk membukukannya. hehehe
    @Rozi: Bang Rozi, aduh, kayaknya sahabat sampean masih harus lama menunggu deh. setahu saya belum ada kamus bahasa bawean yang udah terbit. maaf yah. moga ada info baru yang memberikan solusinya buat pean dan teman.

  14. Hi Mas, saya sudah buat kamus bahasa vawean, tetapi masih perlu di sosialisasikan kepada masyarakat, ke akuratan bahasa tersebut bagi masyarakat bawean.
    kalau ada team yang bisa membantu saya bisa komunikasi.
    terimakasih.
    wassalam

  15. Hi Mas, saya sudah buat kamus bahasa bawean, tetapi masih perlu di sosialisasikan kepada masyarakat, ke akuratan bahasa tersebut bagi masyarakat bawean.
    kalau ada team yang bisa membantu saya bisa komunikasi.
    terimakasih.
    wassalam

  16. assalam..saya orang bawean yang tinggal di malaysia.namun tidak mampu berbahasa bawean..saya harap saudara boleh mengajar di youtube..kerana saya tidak pasti jika sebutannya betul atau tidak.

  17. bang ibnu, makasih untuk kepeduliannya. soal belajar on line, hehehehe, saya tak bisa guna you tube, hehehe. dan tak punya waktu cukup buat buka internet. saya cuma pakai lewat hp tua yang menyedihkan. hehehe

  18. Halo Mas, salam kenal 🙂
    Menarik sekali blog nya 🙂

    Sudah lama sebenernya saya pengen jalan-jalan ke Bawean tapi lom kesampaian juga sampe hari ini.
    Rencananya saya mau ke Bawean tgl 22-25Mar2012, mungkin bertiga (semuanya cewek)

    Ada bbrp hal yg ingin saya tanyakan :
    – jadwal kapal cepat dari gersik ke bawean (pp) yg ter-update seperti apa ya..??? Jadwal yg saya dapat dari internet
    GRESIK – BAWEAN : SABTU – SENIN – RABU
    BAWEAN – GRESIK : AHAD – SELASA – KAMIS
    Apakah masih seperti itu jadwalnya ?? Sebab kalau masih seperti itu, maka saya harus mengubah tgl keberangkatan dan pulangnya jg supaya sinkron dengan jadwal kapal.
    – tentang penginapan : mungkin dapat share info penginapan murah bersih aman yg direkomendasikan ???
    – mohon rekomendasi spot-spot snorkling yg bagus (kalau ada dengan contact person sewaan perahu )

    Nah, mungkin itu dulu ya. Terimakasih sebelumnya.
    Salam
    Dian

  19. obe’, oreng toa bule asli febian, tapi bule lahir di singapore, makanya bahasanya macam rojak… kalo orang bawean bilang terima kasih apa yah ?

  20. mon penno terro tao’a Bawean.bedhe 27 desa,antarana 14 ekacamatan Sangkapura, ben se13 ekecamatan Tambak, mangkana mon tak tao atanya lakkin.

  21. Right here is the perfect webpage for everyone who would like to understand this topic.
    You realize a whole lot its almost hard to argue with you (not that I
    personally would want to…HaHa). You certainly
    put a brand new spin on a subject that’s been discussed for many years. Excellent stuff, just great!

  22. Adalah ‘ngestabe’ tetapi pender apan se-ocak bule _ Bahasa Bawean ini tidak berkembang dan akan hilang ditelan masa kerana tidak ada usaha untuk memajukannya.Contohnya : Tidak ada satu buku pun yang pernah ditulis dalam bahasa Bawean. Tidak ada kamus yang lengkap mengenai Bahasa Bawean sebagaimana bahasa-bahasa dunia yg maju. Generasi anak-anak saya sendiri tidak pandai berbahasa Bawean …bagaimana kita mahu maju?

Leave a reply to faruz1970 Cancel reply